CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, Oktober 02, 2010

Benediktus XVI dan John Henry Newman

Entah mengapa, di Indonesia tidak terdengar berita-berita mengenai rencana kunjungan Paus Benedictus XVI ke Inggris 16-19 September y2010 ad. Tapi media Eropa dan Inggris rupanya cukup gencar dengan pemberitaan ini. Untuk saya kunjungan itu sendiri menarik atas 2 hal:

1. Itulah kunjungan kenegaraan pertama Paus setelah berpisahnya Gereja Inggris dari Roma (abad 16) karena kemauan raja Henry VIII yg ingin berpoligami dan menjadi pemimpin Gereja lepas dari Paus.
2. Kunjungan akan dipuncaki antara lain dengan beatifikasi dari John Henry Newman, yang tadinya seorang pastor Anglikan dan akhirnya beralih ke Katolik dan menjadi kardinal.

ad 1. Kita tahu Gereja Inggris mulai terpecah pada jaman Heinrich VIII (1491-1547). Tentang alasan sudah banyak orang tahu: Paus saat itu tidak menganulir perkawinan raja sebelumnya, menyebabkan raja tak dapat menikah lagi. Tapi bukan itu saja, tentu. Sejak saat itu Gereja Inggris terus mencari identitasnya, terlepas dari Roma, mendekati Protestan, tetapi tidak masuk sepenuhnya karena mempunyai tradisi sendiri. Malah mereka, Newman misalnya sebelum menjadi Katolik, menyebut Gereja Anglikan (nama dari Gereja Inggris tadi) sebagai Kompromi yang tepat: Katolik dikritik sebagai sudah terlalu jauh meninggalkan identitas Gereja awal dengan ajaran-ajaran (baru) yagn sesat, dan Protestan dianggap telah membuang banyak kebenaran Gereja asali.

Tapi sejarah juga berjalan secara khas. Sejak pe
rpecahan itu stigma jelek diberikan kepada Gereja Katolik. Praktis sampai abad lalu Katolik hanya milik para pendatang (dari Irlandia), atau dari kaum yang rendahan saja. Bahkan ada peraturan, siapapun dari kalangan istana yang masuk ke Katolik akan dicabut hak waris kerajaannya dsb. Barulah pda masa dekat-dekat kita ini mulai ada dokter, pegawai-pegawai tinggi yang berasal dari kalangan Katolik sampai akhirnya orang Katolik juga mulai dipandang secara lebih positif. Perpindahan-perpindahan (kepulangan kembali) dari Anglikan ke Katolik mulai lebih sering, termasuk antara lain mantan Perdana Mentri Inggris Toni Blair, meski bukan tanpa kontroversi.
450 tahun kira-kira, sampai akhirnya momen bersejarah hampir tiba: Paus sebagai pemimpin gereja, penerus tahta Petrus diundang oleh Ratu Elisabeth II, yang secara formal adalah pemimpin Gereja Anglikan. Mereka akan bicara bersama mengenai warisan-warisan yang sama yang berguna bagi masa depan. Paus juga akan mengunjungi Primas Rowan Williams di Istana Lambeth London dan akan merayakan ibadat bersama di Abbey Westminster.

Pertemuan ini memang bernuansa agama: Paus diundang sebagai pemimpin Gereja Katolik. Dan tanggapan pro dan kontra cukup banyak. Dari kalangan yang kontra muncul antara lain keberatan tentang pembiayaan. Banyak orang tidak setuju bahwa kunjungan pemimpin salah satu agama ini dibiayai dengan pajak negara. Tidak heran, menurut perkiraan kunjungan di empat titik itu (Edinburgh, Glasgow, London dan Birmingham ) akan menelan biaya sampai 20 Juta Poundsterling (24 Juta Euro). Perdebatan ini akhirnya bisa diatasi: gereja Katolik di Inggris harus membiayai sebagian besar kunjungan itu.
Protes lain berhubugnan dengan sepak terjang Paus Benediktus XVI selama ini. Jangan lupa ada juga kalangan antikatolik di Inggris yang cukup kuat: Kaum Atheist Intelektual seperti Richard Dawkins (pengarang God's Delusion yang pernah jadi hit di Eropa dan Amerika), Christopher Hitchens, Geoffrey Robinson hidup di sana . Mereka pernah mengancam penangkapan Paus bila ia jadi datang: tuduhannya antara lain menutup-nutupi skandal seksual bawahannya, melawan hak asasi kaum homoseksual karena Katolik anti perkawinan homo, menghalangi pencegahan Aids karena Katolik melarang pemakaian kondom dsb. Ancaman ini toh akhirnya reda juga, setelah negara menunjuk Lord Patten of Barnes sebagai penanggungjawab bagi penyambutan Paus di Inggris. Paus akan diterima sebagai tamu negara dan tamu yang akan sangat dihormati.
Paus akan diminta berbicara tidak hanya di depan umat Katolik dan partner mereka, umat Anglikan, tetapi juga didepan masyarakat Inggris secara umum: para intellektual, para perwakilan universitas, para tokoh budaya dan ekonomi serta perwakilan-perwakilan negara. Pidato itu akan bertempat di Westminster Hall yang bersejarah, dan diharapkan akan memberi sebuah penekanan baru seperti yang dia buat di Regensburg (dengan efek yang mencengangkan dan mengejutkan) dan di Pariser College des Bernardins.

ad. 2. Beatifikasi John Kardinal Henri Newman di Birmingham, juga mempunyai problem sendiri. Tidak seperti biasanya Paus membuat sendiri beatifikasi seseorang. Biasanya beatifikasi diwakilkan kepada seorang Kardinal. Paus mengubah tradisi. Tapi Paus pasti mempunyai alasan sendiri, kalau ia mengambil alih tugas ini. Ia sangat menghormati Henri Newman, juga ketika ia masih menjadi prefek Kongregrasi Iman. Dalam peringatan 100 tahun meninggalnya Newman 20 tahun lalu (1990) Benediktus XVI (Ratzinger waktu itu) menyebut Newman sebagai satu dari antara Guru Besar (Pujangga) Gereja, terutama karena ajarannya tentang perkembangan Dogma Katolik dan pernyataan-pernyataannya tentang suara hati.
Saya rasa Paus akan menyinggung hal ini juga dalam perayaan beatifikasi itu, terutama bagaimana ajaran tradisi yang berlaku melampaui batas-batas waktu bisa dipertanggungjawabkan secara rasional kebenarannya (: itulah sebuah tema yang Paus Benediktus sukai).

Tidak terlepas dari itu, beatifikasi seorang Newman juga mengundang masalah sendiri, terutama karena latarbelakangnya, bahwa Newman eks pendeta penting di Anglikan. Sangat menarik kalau kita mau membuat penelaahan lebih lanjut tentang Newman. Newman sebelum menjadi Katolik adalah seorang pemimpin sebuah aliran yang disebut jalan tengah, pembela Anglikan gigih. Ia menyebut Anglikan sebagai sebuah jenis Kompromi yang tepat, seperti yagn saya terangkan di atas. Tahun 1833, setelah kunjungan ke Roma, ia mendirikan Oxford-Movement, yaitu gerakan Pembaharuhan dalam Gereja Anglikan untuk menggali warisan-warisan Katolik di dalam liturgi, teologi dan struktur Gereja. Pada saat itu ia masih mempunyai komentar negatif terhadap Katolik, katanya: "Komunitas mereka sudah tertular oleh bidaah, kita harus mempertahankan diri dari bidaah itu seperti terhadap wabah pes."
tapi 12 tahun kemudian, 1845, ia malah masuk Katolik (!!!)... Tentu hal ini menggemparkan sekali. Ia yang seorang pastor Anglikan lulusan Oxford kini pergi ke Roma dan belajar lagi teologi di sana sampai akhirnya 1847 ditahbiskan menjadi imam Gereja Katolik Roma.
Adakah pengalaman Damaskus dalam hidup Newman? Tidak juga: katanya sendiri: "Bapa-bapa Gereja telah membuat saya menjadi Katolik." Memang begitulah, studinya tentang patrologi, dan tentang perkembangan tradisi itulah yang membuka kesadarannya, sampai dia merasa begitu: hanya Gereja Katoliklah yang telah memelihara iman dalam seluruh keutuhan selama berabad-abad dengan setia. Dia wafat 11 Agustus 1890 dalam usia 89 tahun. Bukunya Apologia pro Vita Sua menjadi buku pegangan pokok utnuk mengenal dia, seperti buku Confessiones-nya Agustinus.

Suara hati, tetapi juga rasionalitas iman: itulah yang sangat menonjol dari Newman. Dia tidak pindah begitu saja, tetapi ia menjalankan apa yang dipelajarinya dan ditelitinya, serta apa yang diyakininya. Dia tidak taat begitu saja. Misalnya dalam satu bukunya dia mengungkapkan begini: "Kalau saya disuruh buat toast (salut dengan mengangkat sebuah gelas anggur), saya akan buat itu untuk Paus. Tetapi tidak sebagai yang pertama, yang pertama untuk suara hati, yang berikutnya untuk Paus."

Setia, tetapi juga kritis. Ada sesuatu dalam Gereja yang harus dibenahi juga, tetapi kekurangannya di sana-sini tidak mengurangi hormat dan kesetiaannya pada Gereja. Mungkin inilah yang menyebabkan Benediktus XVI sangat menghormati dia. Ada banyak kesamaan antara keduanya: khususnya di sekitar pertanyaan ini: Bagaimana keabsahan pernyataan iman yang melampaui waktu itu, dapat diselaraskan dengan perkembangan dogma katolik yang menyejarah (yang tidak luput dari sifat kemanusiaannya) itu. Hal itu berhubungan dengan pembaharuan dalam Gereja menurut Konsili Vatikan II yang juga menjadi keprihatinan Benediktus XVI: bagaimana pembaharuan Gereja masih bersesuaian dengan tradisi Gereja Katolik?

Pokoknya menurut saya akan ada moment menarik dalam sejarah Gereja minggu mendatang ini. Apalagi Anglikan juga sedang memanas gara-gara banyak masalah seperti misalnya pentahbisan imam dan uskup wanita, yang menurut Roma (diwakili Kardinal Walter Kasper) adalah sebuah langkah yang melukai Gereja tetapi yang sendiri telah menimbulkan gejolak di Gereja Anglikan sendiri; banyaknya orang Anglikan yang mau berpindah (berpulang) masuk Katolik, yang kemudian ditanggapi oleh Vatikan dengan rencana pendirian ordinariat bagi para Katolik mantan Anglikan, agar mereka tetap dapat melaksanakan tradisi mereka sendiri, dsb.

Mari kita menanti moment itu

Hertanto
O QUAM BONUM ET IUCUNDUM HABITARE FRATRES IN UNUM.( PSALMS 133,1 )

0 komentar: