CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, Oktober 02, 2010

"Berapa gaji ayah?"

Andi adalah seorang pekerja keras. Seperti biasa, malam itu dia pulang ke rumah dalam keadaan letih dan kesal. Hari ini pimpinannya memarahinya karena perbuatan yang tidak pernah dilakukannya. Sewaktu masuk ke kamar nya untuk beristirahat, dia melihat anaknya Beny sedang duduk di ranjangnya. Dengan nada marah Andi menegur anaknya, “apa yang kau lakukan malam malam begini di kamar ayah? Sana tidur di kamarmu sendiri, ayah cape dan mau segera tidur.” Beny tetap tidak bergerak dari tempatnya. Dia malah bertanya kepada ayahnya. “Ayah, berapa gaji yang ayah terima dalam satu bulannya?”.

Sambil membentak anaknya, Andi menjawab, “Mau apa kamu bertanya tentang berapa gaji ayah? Kamu tidak usah tau berapa gaji ayah, yang penting kan semua kebutuhan kamu, sudah ayah penuhi. Masih kurang apa lagi?” Dengan nada memelas, Beny menjawab, “ayah, tolong jawab saja.” “Enam juta.” “Maaf, ayah. Boleh Beny bertanya lagi?”. Maka, semakin kesallah Andi mendengar pertanyaan anaknya itu. “Mau tanya apa lagi? Masih belum cukup jawaban ayah? Ayah cape, mau istirahat dan besok pagi pagi sudah harus berangkat kerja.” “Tolong ayah. Tolong ayah jawab saja pertanyaan Beny. Berapa gaji ayah per jam nya?” Karena ingin segera beristirahat, maka pertanyaan anaknya dijawab asal saja oleh Andi. “ Dua puluh lima ribu. Nah, sudah puas kamu sekarang? Sana pergi tidur, ayah mau tidur.”

Beny terdiam mendengar jawaban ayahnya itu. Dengan suara takut, Beny bertanya lagi. “Kalau begitu ayah, bolehkah Beny meminjam uang ayah, sebanyak 20.000 saja. Uang Beny masih kurang segitu. “ Kali ini Andi benar benar marah kepada Beny. “ Kamu kemanakan uang saku kamu selama ini? Uang sakumu masih kurang? Untuk anak sekecil kamu, perlu apa uang saku banyak banyak? Jawab’ jangan hanya menunduk diam saja!”. “Ngg….ayah… tapi boleh kan Beny pinjam uang ayah?” “ Ya sudah, tapi kali ini saja, tidak ada untuk yang kedua kalinya.” “Terimakasih ayah. Sebenarnya uang itu Beny perlu untuk membayar waktu ayah selama satu jam saja. Beny ingin sekali bermain bersama sama dengan ayah. Satu jam saja ayah. Padahal Beny ingin sekali seperti teman teman Beny yang lain, yang bisa bermain bersama ayahnya. Selama ini kalau Beny mendengar cerita teman teman Beny yang bermain bersama ayahnya, Beny iri sekali.”

Mendengar penuturan anaknya itu, tersadarlah Andi, betapa selama ini dia terlalu sibuk dan melupakan Beny anaknya. Dia berpikir selama ini Beny sudah cukup bahagia dengan segala materi yang diberikannya. Dia lupa kalau Beny juga perlu perhatian darinya. Dengan terharu, Andi memeluk Beny dan meminta maaf padanya, dan Andi berjanji dalam hatinya. Mulai sekarang aku akan lebih meluangkan waktu untuk Beny anaknya.

0 komentar: